} .leaderboard{ padding-top: 20px; margin-bottom: -10px; }

Apa Itu Rug Pull?

Apa Itu Rug Pull?

Apa Itu Rug Pull?

Rug Pull dalam industri crypto merupakan fenomena yang menimbulkan kekhawatiran, di mana tim pengembangan sebuah proyek secara tiba-tiba meninggalkan proyek tersebut dan dengan cepat menjual atau menghapus semua likuiditas yang ada. Nama “rug pull” berasal dari ungkapan “pull the rug out from under (someone)”, yang menggambarkan tindakan menarik dukungan secara tiba-tiba dan tidak terduga.

Fenomena rug pull ini paling sering dikaitkan dengan proyek-proyek dalam sektor Decentralized Finance (DeFi), yang menyediakan likuiditas kepada Decentralized Exchange (DEX). Biasanya, token DeFi dari proyek baru tidak terdaftar di Centralized Exchange (CEX), sehingga DEX menjadi satu-satunya sumber likuiditas yang tersedia. Prosesnya dimulai dengan penciptaan token oleh proyek DeFi, yang kemudian disertai dengan penyediaan sejumlah likuiditas ke dalam DEX. Langkah ini bisa dilakukan dengan memasukkan token langsung ke dalam kumpulan likuiditas, di mana token dipasangkan dengan mata uang kripto lain seperti ETH atau BNB. Alternatifnya, proyek dapat menjual token melalui Initial DEX Offering (IDO), di mana investor membeli token tersebut dan hasilnya seringkali dikunci untuk jangka waktu tertentu demi menjaga tingkat likuiditas.

Kapan Rug Pull terjadi?
Rug pull umumnya terjadi ketika hype mengitari proyek dan likuiditasnya telah terakumulasi. Pada titik ini, para pelaku rug pull memiliki dua pilihan: mereka bisa menjual token mereka dengan harga yang tinggi, dan dalam banyak kasus, mereka juga menghapus semua likuiditas yang ada. Beberapa bahkan bisa memanfaatkan celah dalam smart contract untuk mencuri dana investor. Akibatnya, ketika likuiditas yang substansial lenyap, para investor menghadapi kesulitan dalam menjual token mereka atau terpaksa menjualnya dengan harga yang rendah. Hal ini terjadi karena sistem Automated Market Maker (AMM) yang digunakan oleh banyak DEX untuk menetapkan harga, di mana harga ditentukan oleh rasio koin dalam kumpulan likuiditas.

Tidak jarang rug pull terjadi dalam DeFi, karena pembuatan token yang mudah dan kemudian pendaftarannya di DEX tanpa memerlukan prosedur Know Your Customer (KYC) atau Anti-Money Laundering (AML). Faktanya, siapa pun bisa membangun kumpulan likuiditas, bahkan proyek-proyek yang hanya memiliki tingkat keamanan dasar dalam Initial DEX Offering (IDO) tetap memiliki risiko yang tinggi. Lebih lanjut, banyak proyek kripto beroperasi secara anonim, sehingga anggota tim atau pemilik proyek dapat melakukan tindakan-tindakan tanpa mengungkapkan identitas mereka.

Tanda-tanda Rug Pull
Tanda-tanda umum dari adanya potensi rug pull meliputi lonjakan harga token dalam waktu singkat tanpa dukungan likuiditas yang sesuai. Jika pemilik proyek menarik dana dengan cepat setelah meluncurkan proyek, ini bisa menjadi indikasi potensi rug pull. Selain itu, perhatian yang tinggi dari investor di media sosial seperti Twitter, Telegram, dan platform lainnya juga bisa menjadi petunjuk potensi masalah. Untuk melindungi diri dari risiko rug pull, sangat penting untuk melakukan penelitian mendalam terhadap proyek-proyek tersebut. Hal ini mencakup evaluasi kondisi produk, tokenomik (ekonomi token), metode distribusi token, tingkat likuiditas, dan latar belakang tim pengembangan. Dengan memastikan transparansi dan verifikasi dalam semua aspek, risiko dapat diminimalkan sejauh mungkin.

Sumber: Binance Academy