} .leaderboard{ padding-top: 20px; margin-bottom: -10px; }

DeepSeek Mengukuhkan AI Open-Source sebagai Pesaing Serius

DeepSeek Mengukuhkan AI Open-Source sebagai Pesaing Serius

Rilis DeepSeek, yang dikabarkan dilatih dengan biaya jauh lebih rendah dibanding model AI terkemuka, telah mengukuhkan AI open-source sebagai tantangan serius bagi proyek AI yang dikelola secara terpusat, kata Dr. Ala Shaabana, salah satu pendiri OpenTensor Foundation.

Menurut Dr. Shaabana, DeepSeek mempertanyakan seluruh paradigma AI terpusat, yang membutuhkan biaya pengembangan dan pelatihan hingga puluhan miliar dolar. Ia menambahkan:

“DeepSeek membangun model berkinerja tinggi dengan pendekatan yang lebih terbuka dan kolaboratif. Ini membuktikan bahwa efisiensi, kecerdasan kolektif, dan inovasi dapat menyaingi kekuatan finansial semata.”

Ia juga mengaitkan pesatnya perkembangan AI open-source dan menyempitnya kesenjangan dengan sistem AI terpusat dengan perubahan prosedural di dunia akademik. Saat ini, para peneliti diwajibkan menyertakan kode mereka saat mengajukan makalah untuk diterbitkan dalam jurnal akademik.

DeepSeek performance benchmarks dibandingkan dengan model-model terkemuka.

Selain itu, peningkatan regulasi terhadap sistem AI terpusat, termasuk kemungkinan pembatasan geografis pada data akibat ketegangan geopolitik, dapat semakin membebani proyek AI terpusat.

Biaya serta beban regulasi yang meningkat dapat memperlebar kesenjangan antara sistem AI terpusat dan open-source, yang tidak terpengaruh oleh pembatasan tersebut.

DeepSeek Memicu Kepanikan di Pasar dan Reaksi dari AS

DeepSeek adalah model AI open-source yang dikembangkan di Tiongkok dan mengejutkan dunia AI. Kejutan ini bahkan menyebabkan kejatuhan pasar saham serta reaksi spontan dari para pembuat kebijakan di Amerika Serikat.

Setelah peluncuran DeepSeek yang menggemparkan, yang banyak disebut sebagai peristiwa black swan, muncul laporan bahwa pemerintahan Trump mempertimbangkan pengendalian ekspor yang lebih ketat terhadap penjualan chip AI Nvidia ke Tiongkok.

RUU Senator Josh Hawley yang mengusulkan larangan impor dan ekspor AI ke China.
Sumber: Josh Hawley

Pada 29 Januari, Senator AS Josh Hawley mengajukan rancangan undang-undang untuk melarang impor produk AI buatan Tiongkok serta melarang ekspor teknologi AI buatan AS ke negara tersebut.

“Setiap dolar dan data yang mengalir ke AI Tiongkok adalah sumber daya yang pada akhirnya akan digunakan melawan Amerika Serikat,” tulis Senator dalam pengumuman terkait RUU tersebut.

Kantor Senator secara spesifik menyebut DeepSeek sebagai salah satu alasan utama di balik pengajuan RUU ini.

Sumber: Cointelegraph