} .leaderboard{ padding-top: 20px; margin-bottom: -10px; }

Apa itu Blockchain Layer-2?

Apa itu Blockchain Layer-2?

Layer 2 mengacu pada kerangka kerja atau protokol sekunder yang dibangun di atas sistem blockchain yang ada. Tujuan utama dari protokol ini adalah untuk memecahkan kecepatan transaksi dan kesulitan penskalaan yang dihadapi oleh jaringan cryptocurrency utama.

Misalnya, Bitcoin dan Ethereum masih belum bisa memproses ribuan transaksi per detik (TPS), dan ini tentu merugikan pertumbuhan jangka panjang mereka. Ada kebutuhan untuk throughput yang lebih tinggi sebelum jaringan ini dapat diadopsi secara efektif dan digunakan pada skala yang lebih luas.

Dalam konteks ini, istilah “Layer 2” mengacu pada beberapa solusi yang diusulkan untuk masalah skalabilitas blockchain. Dua contoh utama dari solusi lapisan 2 adalah Bitcoin Lightning Network dan Ethereum Plasma. Meskipun memiliki mekanisme dan kekhasan masing-masing, kedua solusi berusaha untuk memberikan peningkatan throughput ke sistem blockchain.

Secara khusus, Lightning Network didasarkan pada saluran negara, yang pada dasarnya adalah saluran terlampir yang melakukan operasi blockchain dan melaporkannya ke rantai utama. Saluran negara terutama digunakan sebagai saluran pembayaran. Di sisi lain, kerangka Plasma terdiri dari sidechains, yang pada dasarnya adalah blockchain kecil yang diatur dalam struktur seperti pohon.

Dalam arti yang lebih luas, protokol layer 2 membuat kerangka kerja sekunder, di mana transaksi dan proses blockchain dapat berlangsung secara independen dari lapisan 1 (rantai utama). Untuk alasan ini, teknik ini juga dapat disebut sebagai solusi penskalaan “off-chain”.

Sumber: https://academy.binance.com/en/glossary/layer-2