Apakah ‘pusaran kematian’ Bitcoin akan segera terjadi?
Baru-baru ini, Bitcoin mengalami penyesuaian atas kesulitan penambangan besar-besaran. Apakah hal ini perlu menjadi perhatian?
Sebelum terjadinya halving belum lama ini, banyak analis yang meramalkan adanya ‘pusaran kematian’ untuk Bitcoin. Teori ini mengambil gagasan dari adanya halving pada block reward yang membuat usaha para penambang menjadi seperti sia-sia karena tidak adanya keuntungan dari menambang.
Karenanya, hashrate jaringan menurun dan waktu block terus meningkat, yang berarti pendapatan penambang semakin anjlok, dan mendorong penambang keluar dari jaringan. Pusaran ini diprediksi akan terus berlanjut hingga tidak ada lagi yang menambang Bitcoin.
Pada tanggal 20 September kemarin, Bitcoin mengalami sebuah penyesuaian atas kesulitan penambangan yang tercatat paling besar dalam sejarah. Penyesuaian ini merupakan penyesuaian besar-besaran kedua sejak terjadinya halving. Jadi apakah para peramal ini meramalkan hal yang benar?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu tahu apa yang memicu adanya penyesuaian atas kesulitan ini. Semua penambang Bitcoin bersaing untuk menyelesaikan block berikutnya. Lebih banyak hashpower yang ada di jaringan, maka lebih cepat pula hal tersebut akan terjadi. Untuk tetap membuat tingkat penyelesaian ada di angka 10 menit, Satoshi Nakamoto menambahkan fitur pada protokol yang menyesuaikan kesulitan penyelesaian block kurang lebih selama dua minggu. Jika selama itu, waktu antar block berada di bawah penyesuaian tersebut, maka kesulitannya bertambah dan sebaliknya.
Dua penyesuaian ini hadir sebagai upaya peningkatan hashpower yang besar. Dengan demikian, bukannya mendukung skenario ‘pusaran kematian’ Bitcoin, malah menunjukkan kesehatan yang baik pada jaringan Bitcoin.
Sumber: cointelegraph