} .leaderboard{ padding-top: 20px; margin-bottom: -10px; }

Apa Itu Scalping dan Cara Menggunakannya

Apa Itu Scalping dan Cara Menggunakannya

Scalping adalah teknik membeli aset pada saat harga sedang turun, kemudian setelah itu menjualnya kembali meskipun kenaikan hanya sekian persen saja. Trik ini menghindari adanya penurunan harga lebih tinggi di kemudian waktu. Trader yang memilih cara berinvestasi begini wajib membaca situasi secara akurat. Sebab, jika salah prediksi maka bukan keuntungan yang didapatkan, melainkan kerugian. Strategi dengan investasi seperti ini kuncinya adalah rajin memantau pergerakan harga pasar. Proses scalping melibatkan pembentukan dan konversi saham menjadi uang tunai tanpa mempengaruhi harga pasar yang sebenarnya. Perlu diketahui juga bahwa keuntungan dari setiap transaksi didasarkan pada beberapa basis poin (satu basis poin sama dengan 0,01%).

Scalping didasarkan pada konsep bahwa semua koin membuat pergerakan ke atas setelah mengalami penurunan harga, namun membuat prediksi yang akurat hampir tidak mungkin. Seorang Scalper mencoba untuk mengambil keuntungan kecil sebanyak mungkin, yang merupakan kebalikan dari konsep populer Hodl. Langkah strategis ini berguna untuk mencapai hasil positif dengan mengorbankan ukuran kemenangan dan meningkatkan jumlah keuntungan. Jenis trading ada banyak, tentunya ketika seseorang memutuskan untuk scalping maka pertimbangannya seperti ini:

  1. Volatilitas atau ketidakpastian btc masih tinggi, fungsi dari cara ini adalah menghindari kemungkinan terburuk dari volatilitas tersebut.
  2. Pergerakan harga dalam jumlah lebih kecil memiliki peluang lebih besar dan sering terjadi dibandingkan pergerakan dalam jumlah besar. Dengan begitu maka keuntungan diperoleh lebih menjanjikan daripada menggunakan investasi jangka panjang.

Sejauh ini, para trader mengenal tiga jenis strategi scalping trading.

  1. Langkah awal scalping trading adalah “menciptakan pasar” (market making). Yakni, kondisi di mana scalper mencoba mengkapitalisasi selisih harga sebuah aset dengan terus menerus melakukan penawaran beli (bid) dan penawaran jual (offer). Dengan kata lain, sang scalper berupaya “menaikkan” harga sebuah aset dengan memperbanyak frekuensi aksi bid and offer. Hanya saja, strategi ini akan berhasil jika memang harga aset tersebut tidak berfluktuasi sebelumnya. Selain itu, scalper juga harus memantau dengan ketat, apakah terdapat scalper lain yang memanfaatkan situasi tersebut atau tidak. Terlebih, strategi ini pun hanya akan menghasilkan cuan yang sangat kecil. Sekali saja salah langkah, maka scalper akan mendera kerugian yang juga cepat.
  2. Strategi scalping trading di mana scalper membeli aset dalam volume besar dan menjualnya kembali ketika ada pergerakan harga sedikit pun. Hal ini bisa saja dilakukan tanpa harus melakukan proses market making.
  3. Jenis scalping trading ketiga adalah strategi di mana trader akan segera keluar dari pasar jika rasio risiko terhadap cuannya berada di posisi 1:1.

Jika Anda tertarik dengan perdagangan kripto, pengetahuan tentang scalping cukup menarik, jika Anda berencana untuk menjadi daily trader. Manfaat dan menghindari risiko terkait dengan scalping, trader juga harus mengetahui dasar-dasarnya. Berpegang teguh pada strategi dan memberikan kunci untuk mengubah keuntungan kecil Anda menjadi keuntungan yang lebih besar. Wawasan pasar yang tepat waktu dan pergerakan kecil adalah dua fitur menonjol yang membuat scalping cukup menguntungkan bagi trader. 

Sumber: CoinMarketCap