} .leaderboard{ padding-top: 20px; margin-bottom: -10px; }

Kemunculan Perangkat Meta yang Dapat Membaca Sinyal Otak Segera Hadir

Kemunculan Perangkat Meta yang Dapat Membaca Sinyal Otak Segera Hadir

Mark Zuckerberg, CEO Meta, mengumumkan rencana perusahaannya untuk meluncurkan perangkat yang dapat membaca sinyal otak. Teknologi neural yang sedang dikembangkan ini dijanjikan akan menjadi terobosan dan rencananya akan diterapkan pertama kali pada kacamata AR Meta.

“Salah satu hal yang saya sangat senang – saya pikir kita akan segera mendapatkan beberapa antarmuka neural konsumen. Saya pikir itu akan menjadi cukup liar,” ungkap Mark Zuckerberg.

Alih-alih menggunakan implan otak seperti Neuralink Elon Musk, perangkat Meta ini berupa gelang tangan yang menggunakan elektromiografi (EMG) untuk menafsirkan sinyal otak terkait gerakan tangan yang diinginkan. Sinyal tersebut kemudian diterjemahkan menjadi perintah untuk mengontrol kacamata AR atau perangkat komputasi lainnya.

“Kami pada dasarnya dapat membaca sinyal tersebut dan menggunakannya untuk mengontrol kacamata atau perangkat komputasi lainnya,” jelas Mark.

Zuckerberg mengungkapkan bahwa prototipe perangkat ini telah diuji coba secara internal dan hasilnya sangat menjanjikan. Ia memperkirakan gelang tangan ini bisa menjadi produk konsumen dalam beberapa tahun mendatang, menawarkan keunggulan dibandingkan teknologi pelacakan gerakan berbasis kamera yang ada saat ini.

“Kami masih di awal perjalanan karena kami belum meluncurkan versi pertama produk, tetapi bermain dengannya secara internal … itu … sangat keren … sangat menarik untuk dilihat,” kata Zuckerberg dalam wawancara antara co-founder Facebook dan pengusaha teknologi serta YouTuber Roberto Nickson pada 18 April.

Berbicara mengenai kacamata AR Meta, Zuckerberg menekankan integrasi kecerdasan buatan (AI) sebagai fitur utama. Kacamata ini nantinya akan memungkinkan pengguna untuk mengajukan pertanyaan terkait lingkungan sekitar menggunakan perintah suara atau teks. AI kemudian akan memproses informasi visual dan memberikan jawaban kepada pengguna.

“Kami sangat dekat untuk memiliki AI multi-modal, jadi Anda tidak hanya mengajukan pertanyaan dengan teks atau suara; Anda dapat bertanya tentang hal-hal yang terjadi di sekitar Anda, dan itu dapat melihat apa yang terjadi dan menjawab pertanyaan itu cukup liar”.

Sementara pengembangan teknologi ini berjalan, ranah legislatif di Amerika Serikat tengah membahas peraturan terkait perlindungan privasi data dalam bidang neuroteknologi yang sedang berkembang pesat.

Selain itu, Meta baru saja merilis versi terbaru Meta AI, asisten virtual yang terintegrasi dengan berbagai aplikasi dan kacamata mereka. Meta AI kini menggunakan model AI canggih bernama Llama 3 yang juga tersedia sebagai open-source.

“Tujuan kami adalah membangun AI terdepan di dunia,” kata Mark.

“Meta AI sedang ditingkatkan dengan model AI Llama 3 ‘canggih’, yang kami open-source,” tambahnya.

Sumber: Cointelegraph