} .leaderboard{ padding-top: 20px; margin-bottom: -10px; }

Mick Mulvaney Meramalkan Adanya “Kelongsoran” Regulasi Jika Biden Mengalahkan Trump

Mick Mulvaney Meramalkan Adanya “Kelongsoran” Regulasi Jika Biden Mengalahkan Trump

Mantan ketua staff Trump, Mick Mulvaney, meramalkan adanya “kelongsoran” regulasi jika Biden memenangkan pemilu mendatang, apa hubungannya dengan harga Bitcoin?

Mick Mulvaney mengatakan bahwa kepresidenan Joe Biden akan menimbulkan adanya “longsor” dalam hal regulasi. Beberapa ekonom telah menyuarakan pendapatnya tentang sistem administrasi Biden yang bisa membuat pasar saham mengalami penurunan.

Hal ini memicu banyak analis crytpo untuk melihat dampak apa yang dihasilkan dari koreksi pasar saham yang kuat terhadap harga Bitcoin (BTC).

Dalam sebuah wawancara di Squawk Box, CNBC, Mulvaney mengatakan Biden dapat mendorong adanya regulasi-regulasi baru dalam waktu yang singkat. Ia mengatakan:

“Jika Trump menang, kalian akan melihat tidak banyak hal akan berubah. Dia tidak banyak mengutak-atik, itulah sikapnya terhadap regulasi. Namun, jika Joe Biden menang, kalian akan melihat adanya ‘kelongsoran’ regulasi dalam waktu yang singkat.”

Data dari Skew menunjukkan bahwa Bitcoin lebih terkorelasi dengan Emas dibandingkan saham pada beberapa bulan terakhir. Dikarenakan hal tersebut, setiap argumen yang dibuat untuk memelankan laju pasar saham sebenarnya dapat mendukung sentimen Bitcoin.

The correlation between Bitcoin and gold
Korelasi Bitcoin dengan Emas, Sumber: Skew

Tetapi seperti yang terlihat dari bulan Maret hingga April, penurunan pasar saham dapat menyebabkan momentum Bitcoin menyusut.

Ekonom juga pesimis

Menurut prosesor keuangan Universitas Maryland, David Kass, peningkatan tingkat pajak di bawah Biden dapat membawa ke tingkat keuntungan yang rendah. Seiring berjalannya waktu, profit yang menurun ini dapat menyebabkan harga saham turun, membuat pasar saham terperosok. Kass mengatakan:

“Kenaikan tarif pajak akan menghasilkan profit yang sedikit dan juga harga saham yang rendah. Efek ini mungkin akan lebih dari penyeimbang oleh paket stimulus fiskal yang diserahkan oleh Kongres dan sebuah hubungan dagang yang lebih baik dengan negara di Eropa dan juga dengan Cina.”

Studi lain menunjukkan bahwa kepresidenan Biden memiliki dampak yang minim terhadap tren pasar saham.

Menurut WSJ, sejarah data yang ada mengindikasikan keterpilihan Biden masih bisa memberikan pasar saham keuntungan dengan rata-rata 10% setiap tahun. Ed Finn, kontributor opini pada WSJ menuliskan:

“Masih sangat mungkin untuk investor Amerika Serikan akan menikmati keuntungan 15% atau lebih setiap tahunnya selama kepemimpinan Biden.”

Bagaimanapun juga, ada dua skenario yang paling mungkin terjadi, di saat menurunnya atau anjloknya saham yang juga akan berpengaruh pada Bitcoin.

Pertama, jika hal tersebut membuat sentimen pada aset paling aman seperti emas naik, hal tersebut juga memungkinkan Bitcoin untuk melonjak.

Kedua, merosotnya saham dapat membawa emas dan Bitcoin untuk turun bersamanya seperti yang terjadi pada bulan Maret. Jika skenario terakhir terealisasi, sebagian besar aset kecuali Departemen Keuangan Amerika Serikat akan cenderung mengalami penurunan.

Hasil seperti apa yang paling mungkin mempengaruhi harga Bitcoin?

Sejak sentimen tentang kepresidenan Biden masih campur aduk, ada besar kemungkinan bahwa hal tersebut tidak memiliki pengaruh yang berati untuk BTC.

Ketika memasuki tahun 2021, Bitcoin mengalami siklus post-halving seperti yang dialaminya tahun 2017. Kembali pada tahun 2016 ketika membutuhkan sekitar 17 bulan untuk Bitcoin mencapai puncaknya di $20.000. Jika BTC mengikuti siklus yang sama, maka seperempat tahun terakhir 2021 adalah puncak cryptocurrency berikutnya.

The weekly price chart of Bitcoin
Harga mingguan Bitcoin, Sumber: Tradiview.com

Dalam periode yang singkat, para strategists memprediksikan akan adanya penjualan setelah terpilihnya Biden. Dekan Boston College, Aleksandar Tomic berkata:

“Apa yang saya pikir akan sangat merugikan pasar saham adalah segala jenis ketidakpastian: jika ada semacam ketidakstabilan setelah pemilu, jika diperebutkan untuk jangka waktu yang lama.”

Sumber: Cointelegraph